
Departemen Kehutanan RI (sekarang Kementerian Kehutanan RI) memberikan sedikit gambaran bagaimana cara memaksimalakan Hasil Tanaman Gaharu, beginilah caranya supaya bisa mendapatkan ketiga hasil tersebut; a) Gubal gaharu dan kemedangan diperoleh dengan cara menebang pohon penghasil gaharu yang telah mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar wangi yang disebabkan oleh infeksi pada pohon tersebut.
Kemudian, b) Pohon yang telah ditebang lalu dibersihkan dan dipotong-potong atau dibelah-belah, kemudian dipilih bagian-bagian kayunya yang telah mengandung akumulasi damar wangi, dan selanjutnya disebut sebagai kayu gaharu. Nantinya, potongan-potongan kayu gaharu tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kandungan damarnya, warnanya dan bentuknya.
Selanjutnya, c) Potongan-potongan tanaman gaharu tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kandungan damarnya, warnanya dan bentuknya. Agar warna dari potongan-potongan kayu gaharu lebih tampak, maka potongan-potongan kayu gaharu tersebut dibersihkan dengan cara dikerok.
Dan d) Serpihan-serpihan kayu gaharu sisa pemotongan dan pembersihan atau pengerokan, dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu. Nah jadi melalui pemaparan ini, kita jadi bisa memahami mengapa tadi disebutkan untuk mendapatkan gubal gaharu, abu gaharu dan kemendangan gaharu harus memalui suatu proses yang berurutan. Proses berurutan ini dikenal pula sebagai konsep “zero waste” karena setiap hasil dari proses tersebut (gubal,abu dan kemendangan) seluruhnya bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomi (meskipun nilainya berbeda-beda).
Apakah cukup sampai disini untuk mengenal dan mengetahui potensi ketiga bagian dari gaharu tadi ? Ternyata selain pengelompokkan berdasarkan mutu yang dalam tulisan sebelumnya telah dipaparkan, masih ada lagi lho. Tepatnya persyaratan bagaimana suatu bagian dari gaharu tadi termasuk ke dalam kelompok-kelompok mutu tersebut.

Meskipun cukup banyak karakteristik yang diperlukan untuk mengetahui kualitas mutu dari gubal, kemendangan dan abu gaharu, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa rata-rata gubal, kemendangan dan abu gaharu yang masuk dalam kualitas mutu utama (dilambangkan dengan U) ialah berwarna hitam atau coklat kehitaman, memiliki kandungan damar wangi yang tinggi atau agak tinggi, mengandung serat yang padat atau agak padat, berbobot berat atau agak berat dan aroma dari ketiga jenis bagian gaharu ini pada saat dibakar adalah kuat.